Judul : Kisah Sukses Hidayat Nur Wahid
Bahasa : Indonesia
Penulis : Mujaini (Internet/berbagai
sumber)
Jumlah halaman : 20
Format ebook : PDF
Harga : GRATIS
Website : http://panduanebooksaja.blogspot.com
Ia politisi, ustad
dan cendekiawan yang bergaya lembut serta mengedepankan moral dan dakwah.
Sosoknya semakin dikenal masyarakat luas setelah ia menjabat Presiden Partai
Keadilan (PK), kemudian menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai ini
memperoleh suara signifikan dalam Pemilu 2004 yang mengantarkannya menjadi
Ketua MPR 2004-2009. Dosen Pasca Sarjana
UAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini tidak pernah bercita-cita jadi politisi.
Kepemimpinnya di PK memberi warna tersendiri dalam peta perpolitikan nasional.
Kecerdasan
Hidayat Nur Wahid memang telah tampak ketika masih kanak-kanak. Di SD Kebon
Dalem Kidul, ia selalu mendapat predikat juara. Sebagai anak guru, Hidayat
mendapatkan pendidikan yang baik. Beliau sudah bisa membaca sebelum masuk SD. Selain
komik Khoo Ping Hoo kegemarannya, buku-buku sastra, dan sejarah milik ayahnya
dan keluarga. Predikat Juara selalu diraihnya ketika masih duduk di bangku SD. Kebiasaan
dari kecil itu masih berlanjut sampai sekarang. Kini di ruang perpustakaannya,
ada lebih dari lima lemari besar penuh buku,
baik yang berbahasa Arab, Inggris, maupun Indonesia .
Pendidikan
keluarga juga turut menempa kepribadian Hidayat. Ketika beliau duduk di kelas III SD ,
orang tuanya membelikan seekor kambing. Dari waktu Ashar hingga Maghrib, beliau
ditugaskan untuk menggembalakan kambing. Dari tugas inilah beliau mengaku
mendapat pelajaran banyak hal. Seperti belajar bertanggung jawab mencari
rumput, ke mana harus menggembalakan kambing, serta bertanggung jawab agar
kambing-kambingnya tidak memakan tanaman petani. ”Ketika sedang menggembala
kambing, Nur Wahid juga sering mengajari kami mengaji”, kata Suparman, 45
tahun, kawan SD yang juga teman penggembala
Hidayat Nur
Wahid semasa kecil bercita-cita menjadi dokter. Alasannya sederhana. Karena
ingin dirinya dapat membantu sesama. Namun, keikhlasannya menjalani skenario
hidup dari Allah membawanya ke dunia yang tak pernah dicita-citakannya yaitu
dunia politik. Kendati demikian, tekadnya tak berubah. Di manapun beraktivitas,
dia selalu berupaya menjadi bagian dari solusi. Bukan justru bagian dari
masalah. Hidayat kecil hidup seperti anak-anak desa lainnya. Bermain di sawah,
mencari ikan di sungai dan mengembala ternak. Ayah beliau yang seorang guru
berpikir jauh ke depan.
0 komentar:
Posting Komentar