Ads 468x60px

Bagikan artikel ini

Labels

Sabtu, 09 Mei 2015

Kisah Sukses Hidayat Nur Wahid

Judul                           : Kisah Sukses Hidayat Nur Wahid
Bahasa                         : Indonesia
Penulis                         : Mujaini (Internet/berbagai sumber)
Jumlah halaman           : 20
Format ebook              : PDF
Harga                          : GRATIS
Website                       : http://panduanebooksaja.blogspot.com



Ia politisi, ustad dan cendekiawan yang bergaya lembut serta mengedepankan moral dan dakwah. Sosoknya semakin dikenal masyarakat luas setelah ia menjabat Presiden Partai Keadilan (PK), kemudian menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai ini memperoleh suara signifikan dalam Pemilu 2004 yang mengantarkannya menjadi Ketua MPR  2004-2009. Dosen Pasca Sarjana UAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini tidak pernah bercita-cita jadi politisi. Kepemimpinnya di PK memberi warna tersendiri dalam peta perpolitikan nasional.

Kecerdasan Hidayat Nur Wahid memang telah tampak ketika masih kanak-kanak. Di SD Kebon Dalem Kidul, ia selalu mendapat predikat juara. Sebagai anak guru, Hidayat mendapatkan pendidikan yang baik. Beliau sudah bisa membaca sebelum masuk SD. Selain komik Khoo Ping Hoo kegemarannya, buku-buku sastra, dan sejarah milik ayahnya dan keluarga. Predikat Juara selalu diraihnya ketika masih duduk di bangku SD. Kebiasaan dari kecil itu masih berlanjut sampai sekarang. Kini di ruang perpustakaannya, ada lebih dari lima lemari besar penuh buku, baik yang berbahasa Arab, Inggris, maupun Indonesia.

Pendidikan keluarga juga turut menempa kepribadian Hidayat. Ketika beliau duduk di kelas III SD, orang tuanya membelikan seekor kambing. Dari waktu Ashar hingga Maghrib, beliau ditugaskan untuk menggembalakan kambing. Dari tugas inilah beliau mengaku mendapat pelajaran banyak hal. Seperti belajar bertanggung jawab mencari rumput, ke mana harus menggembalakan kambing, serta bertanggung jawab agar kambing-kambingnya tidak memakan tanaman petani. ”Ketika sedang menggembala kambing, Nur Wahid juga sering mengajari kami mengaji”, kata Suparman, 45 tahun, kawan SD yang juga teman penggembala

Hidayat Nur Wahid semasa kecil bercita-cita menjadi dokter. Alasannya sederhana. Karena ingin dirinya dapat membantu sesama. Namun, keikhlasannya menjalani skenario hidup dari Allah membawanya ke dunia yang tak pernah dicita-citakannya yaitu dunia politik. Kendati demikian, tekadnya tak berubah. Di manapun beraktivitas, dia selalu berupaya menjadi bagian dari solusi. Bukan justru bagian dari masalah. Hidayat kecil hidup seperti anak-anak desa lainnya. Bermain di sawah, mencari ikan di sungai dan mengembala ternak. Ayah beliau yang seorang guru berpikir jauh ke depan.





0 komentar:

Posting Komentar